Tradisi Coka Iba adalah tradisi kuno di Gamrange yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal tepatnya di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk kegembiraan. Nah, jika kalian bertanya apa itu Coka Iba dan Apa itu Gamrange? di blog ini akan menjawab pertanyaan kalian.
Coka Iba adalah pasukan bertopeng yang ikut berperang pada zaman penjajahan melawan penjajah di bawah kekuasaan Kesultanan Tidore. Konon pada dahulu kala, Ada 3 bersaudara yaitu Kapita Mobon, Sangaji Patani, dan Kapita Lau Weda. Ketiga bersaudara ini merupakan garis keturunan asli Pulau Halmahera yang hidup mengembara dan mendiami pesisir pantai Halmahera untuk menyebarkan agama Islam.
Pada suatu hari ketiga bersaudara ini menggelar rapat untuk membagi daerah penyebaran agama Islam yang bertepatan pada Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kapita Mobon menegaskan pada kedua adiknya yakni sangaji Patani dan Kapita Lau Weda untuk menyebarkan agama Islam di persada Halmahera.
Jadi Gamrange atau Tiga Negeri itu adalah Maba, Weda, dan Patani yang sering kali dalam syair lagu juga disebut 3 Negeri bersaudara. Nah, pada saat perayaan Maulid Nabi. Maba, Weda, dan Patani akan menggelar Tradisi Coka Iba secara bersamaan. Adat Coka Iba ini masih tetap di gelar diseluruh wilayahn Gamrange sampai saat ini.
Pada saat 12 Rabiul Awal tiba, di pagi harinya anak anak muda mulai merias dirinya, menggunakan topeng Coka Iba dan turun di jalan dengan membawa rotan sebagai senjata. Ada 3 macam coka iba yang membuat semakin kaya keanekaragaman di Maluku Utara yakni Coka Iba kayu dari Kapita Mobon (Maba), Coka Iba Gome dari Sangaji Patani (Patani) dan Coka Iba Loyeng dari Kapita Lau Weda (Weda).
Biasanya bentuk topeng ini dirahasiakan masing masing warga, sehingga mereka tidak mudah dikenali. Dulunya topeng yang dipakai selalu menampilkan wajah seram dan menakutkan, namun seiring perkembangan zaman, bentuk topeng pun dirubah sesuai dengan kreasi masing masing pembuatnya. Dalam Pelaksanaannya, warga yang menggunakan topeng setan ini pun mencari warga yang masih berkeliaran dijalanan. Jika ada warga yang dijumpai dijalan tanpa kostum cokaiba, maka para Coka Iba akan mengejar orang itu dan memukulnya dengan rotan. Para Coka Iba biasanya bertugas setelah Sholat subuh hingga waktu petang bahkan adapun yang sampai tengah malam pada saat hari terakhir yaitu hari ketiga.
Nah, Mungkin kalian juga bertanya kenapa warga yang tanpa kostum Coka Iba dipukul? Menurut Imam Masjid Agung Weda Hi. Latif, Inti dari Coka Iba ini adalah mengingatkan kepada setiap orang untuk tetap berada didalam rumah mensyukuri lahirnya sang Rahmatanlil 'alamin ke muka bumi dengan memperbanyak sholawat kepada Nabi.