Minggu, 19 Juni 2022

Tradisi Cokaiba di Gamrange

     

    Tradisi Coka Iba adalah tradisi kuno di Gamrange yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal tepatnya di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk kegembiraan. Nah, jika kalian bertanya apa itu Coka Iba dan Apa itu Gamrange? di blog ini akan menjawab pertanyaan kalian.

    Coka Iba adalah pasukan bertopeng yang ikut berperang pada zaman penjajahan melawan penjajah di bawah kekuasaan Kesultanan Tidore. Konon pada dahulu kala, Ada 3 bersaudara  yaitu Kapita Mobon, Sangaji Patani, dan Kapita Lau Weda. Ketiga bersaudara ini merupakan garis keturunan asli Pulau Halmahera yang hidup mengembara dan mendiami pesisir pantai Halmahera  untuk menyebarkan agama Islam.

   Pada suatu hari ketiga bersaudara ini menggelar rapat untuk membagi daerah penyebaran agama Islam yang bertepatan pada Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kapita Mobon menegaskan pada kedua adiknya yakni sangaji Patani dan Kapita Lau Weda untuk menyebarkan agama Islam di persada Halmahera. 

    Jadi Gamrange atau Tiga Negeri itu adalah Maba, Weda, dan Patani yang sering kali dalam syair lagu juga disebut 3 Negeri bersaudara. Nah, pada saat perayaan Maulid Nabi. Maba, Weda, dan Patani akan menggelar Tradisi Coka Iba secara bersamaan. Adat Coka Iba ini masih tetap di gelar diseluruh wilayahn Gamrange sampai saat ini.

       Pada saat 12 Rabiul Awal tiba, di pagi harinya anak anak muda mulai merias dirinya, menggunakan topeng Coka Iba  dan turun di jalan dengan membawa rotan sebagai senjata. Ada 3 macam coka iba yang membuat semakin kaya keanekaragaman di Maluku Utara yakni Coka Iba kayu dari Kapita Mobon (Maba), Coka Iba Gome dari Sangaji Patani (Patani) dan Coka Iba Loyeng dari Kapita Lau Weda (Weda).

   Biasanya bentuk topeng ini dirahasiakan masing masing warga, sehingga mereka tidak mudah dikenali. Dulunya topeng yang dipakai selalu menampilkan wajah seram dan menakutkan, namun seiring perkembangan zaman, bentuk topeng pun dirubah sesuai dengan kreasi masing masing pembuatnya. Dalam Pelaksanaannya, warga yang menggunakan topeng setan ini pun mencari warga yang masih berkeliaran dijalanan. Jika ada warga yang dijumpai dijalan tanpa kostum cokaiba, maka para Coka Iba akan mengejar orang itu dan memukulnya dengan rotan. Para Coka Iba biasanya bertugas setelah Sholat subuh hingga waktu petang bahkan adapun yang sampai tengah malam pada saat hari terakhir yaitu hari ketiga.

        Nah, Mungkin kalian juga bertanya kenapa warga yang tanpa kostum Coka Iba dipukul? Menurut Imam Masjid Agung Weda Hi. Latif, Inti dari Coka Iba ini  adalah mengingatkan kepada setiap orang untuk tetap berada didalam rumah mensyukuri lahirnya sang Rahmatanlil 'alamin ke muka bumi dengan memperbanyak sholawat kepada Nabi.

Puta Dino

    Indonesia memiliki sangat banyak kain tradisional di setiap daerah. Salah satunya adalah Puta Dino atau Kain Tenun yang berasal dari Tidore. Puta Dino berasal dari Bahasa Tidore dari kata 'Puta' yang artinya kain dan kata 'Dino' atau 'Din' yang berarti jahit atau susun, jika digabungkan maka Puta Dino berarti Jahitan atau Susunan Kain. 

        Kain Tenun Tidore ini di produksi di Rumah Tenun Puta Dino Kayangan yang bertempat di Kota Tidore Kepulauan Kecamatan Tidore, Kelurahan Soa Sio di bawah pimpinan Ibu Anitawati, anak anak muda Tidore bersemangat mengembalikan salah satu jati diri dan identitas Tidore yang telah lama hilang itu.

    Kain sejarah warisan Kesultanan Tidore yang sempat Hilang 100 tahun kini dicari dan dibuat berdasarkan foto hitam putih dari Museum Leiden Belanda oleh anak-anak muda Tidore yang peduli dengan pelestarian Budaya Tidore. Dibuat manual dengan menggunakan alat tenun dan bukan mesin dengan teknik ikat dan sulam. Dengan menggunakan benang katun mazerais, Tenun Tidore kini sudah mempunyai hak cipta atas motif-motif tua yang ada.

  Kisah pencarian jejak Puta Dino mengalami proses dan usaha yang tidaklah sedikit.  Catatan awal yang terangkat adalah bahwa busana adat non-tenun terbagi berdasarkan atas strata/kedudukan dari seseorang.  Berbagai jenis pakaian yang dikenakan pada masa lampau lebih banyak bersumber dari perdagangan dengan berbagai negara.  Jenisnya pun beragam.  Mulai dari sutra, katun, dan bahan-bahan lain yang biasa digunakan untuk membuat pakaian.  Bahkan tercatat bahwa materi pakaian kala itu banyak diambil dari batik-batik Jawa atau kain jenis lain yang dikirim atau diperdagangkan di Tidore.  Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa pada masa itu, tenun tidaklah menjadi satu produk yang dominan dikenakan atau diperkenalkan dalam kegiatan sehari-hari.

    Jejak tenun Tidore sendiri dimulai dari ditemukannya alat tenun gedogan sulam yang sudah tua, rapuh, dan tidak terawat yang ada di Kadato Kie (Istana Sultan) di Soasio.  Di lantai bawah istana yang megah ini didapatkan juga alat pengurai kapas, alat pemintal dan alat pewarna tenun.  Dari bentuknya bisa diambil kesimpulan bahwa alat tenun yang dulu digunakan adalah alat tenun pakan.  Yaitu jenis tenun yang dihasilkan dari teknik mengikat kain pakan (kain yang dipasang secara horizontal).  

    Tenun jenis ini jugalah yang banyak mendapat pengaruh dari bangsa-bangsa asing dan biasanya banyak dikembangkan oleh masyarakat pesisir. Masyarakat yang tinggal di pinggir laut dan mengandalkan hidup dan penghasilan dari jalur laut.

        Kini Puta Dino sudah semakin berkembang dan sudah meluas sampai keluar negeri. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Tidore dan merupakan suatu tanggung jawab bagi anak anak muda Tidore untuk menjaga identitas Tidore agar tidak punah.

Rabu, 15 Juni 2022

Muhibah Budaya Jalur Rempah

      

   Sebelumnya, apa sih yang kamu ketahui tentang Muhibah Jalur Rempah ini? Nah, Jika masih timbul pertanyaan kami akan membahas pertanyaan itu.

      Apa sih Muhibah Jalur Rempah itu?

       Jadi, Muhibah Budaya Jalur Rempah adalah gerakan melestarikan budaya Indonesia yang ada di setiap daerah penghasil rempah. Program semacam ini penting ditradisikan agar generasi Indonesia menjaga budaya warisan pendahulunya. Program ini di buat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

  Melalui program ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membangkitkan kembali kecintaan generasi penerus bangsa terhadap Keberagaman Indonesia. Mulai dari keberadaan suku, adat, budaya, etnik, hingga kekayaan rempah.

     Pada kegiatan ini para peserta akan melakukan pelayaran dengan rute tertentu. Pada tahun 2022 ini titik mulai pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah dimulai dari Surabaya pada tanggal 1 Juni berlayar ke Makassar, Baubau, Buton, Ternate, Tidore, Banda Neira, dan Kupang. Kegiatan ini juga ada pelibatan dari Mahasiswa yang merupakan salah satu dari banyaknya nilai positif dari kegiatan ini.

Rute Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022

       Kegiatan ini disambut dengan ada Festival Musik Tradisional Indonesia (FMTI) yang gelar di Kota Tidore Kepulauan dan dimeriahkan oleh seniman musik dari Maluku Utara. Festival Musik ini diberi nama Marasante Festival, Kata Marasante sendiri  diambil dari Bahasa Tidore yang berarti Keberanian tanpa pamrih.

        Apa sih Tujuan dari program kebudayaan seperti ini?

    Tujuan dari Muhibah Jalur Budaya Jalur Rempah dan FMTI antara lain membangun kesadaran terhadap kebanggaan dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya dan juga membangun ekosistem musik tradisional dengan cara mengenalkan kembali.

         FMTI Marasante 2022 diselenggarakan sekaligus mendukung dan menyambut tibanya Budaya Jalur Rempah di Tidore. Dengan adanya program ini diharapkan bisa membuat generasi penerus bangsa memperkental lagi Jati diri agar dapat terlestari dan terjaga kebudayaannya. 

Sabtu, 11 Juni 2022

Mengenal Generasi Z di Era Globalisasi



     Kita hidup di Zaman yang sangat maju perkembangan Teknologinya. Di Zaman sekarang ini, Banyak hal telah menggunakan teknologi untuk membantu kehidupan sehari hari, baik dalam hal yang positif atau negatif. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat di Generasi Z, mereka seolah tak bisa lepas dari gadget dan aktivitas media sosial. 44 persen dari Gen Z memeriksa media sosial setidaknya setiap jam sekali. Alhasil, mereka lebih cepat memperoleh informasi dari pada generasi-generasi sebelumnya.

        Meski suka dengan hal yang bersifat instan, generasi ini tetap memilik kelebihan tak jauh berbeda hampir seperti ‘kakak-kakaknya’ terdahulu. Teknologi bagi mereka dapat melakukan apa saja termasuk belajar dan bekerja, bukan sekadar bersenang-senang. Maka tak sedikit dari Gen Z yang kini menjadikan media sosial sebagai lahan mereka untuk mencari penghasilan. 

        Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, Jumlah Generasi Z berada di atas jumlah generasi milineal. Yang artinya, Generasi Z ini memegang peranan yang penting dan dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan Indonesia pada saat ini dan di masa yang akan datang.

Siapakah Generasi Z itu?

        Jadi, Generasi Z yaitu generasi yang lahir pada tahun 1997 sampai pada tahun 2012. Gen Z lebih menyenangi kegiatan yang sifatnya berkelompok dan selalu terhubung dengan temannya. Dalam pembelajaran, karakter Gen Z ini dapat difasilitasi dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu siswa dan mengkondisikan siswa untuk saling berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran yang diberikan. 

        Gen Z lahir dengan salah satu kelebihan mampu memahami dirinya sendiri dan berbeda dengan generasi sebelum. Itu mengapa, karakter Hiperkustomisasi menjadi salah satu ciri khas Gen Z. Dari sana, siswa menjadi terbiasa menentukan kebutuhan apa yang mereka butuhkan dan perlu dapatkan. Aktivitas mereka berselancar di dunia maya, merupakan bagian dari cara Gen Z memenuhi kebutuhan akan dirinya. 

        Generasi memiliki peran yang penting dalam perkembangan teknologi  karena di Era Globalisasi ini informasi tersebar begitu cepat dan Globalisasi membentuk sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Pengaruh Globalisasi ini membuat banyak orang mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Hal ini terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi pada era globalisasi.

        Terdapat Pengaruh positif dan negatif dari Era Globalisasi, ini juga merupakan tantangan yang harus dihadapi Gen Z. Berikut ini adalah Pengaruh Positif dari Era Globalisasi yang harus di manfaatkan Gen Z:

Pengaruh Positif

1. Di bidang budaya, globalisasi menyebabkan pergantian sikap dan nilai di dalam masyarakat, sehingga yang dahulu irasional kini menjadi rasional, terlebih pada Gen Z.

2. Di bidang ilmu pengetahuan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan Gen Z untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga mendorong Gen Z untuk berpikir lebih maju dan mengembangkan diri ke arah yang lebih baik.

3. Kemajuan teknologi juga membantu Gen Z untuk membuka industri alias lapangan kerja baru dengan memproduksi berbagai alat komunikasi dan transportasi yang canggih. Hal itu bisa mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Indonesia.

4. Kemajuan teknologi juga membantu Gen Z untuk berkomunikasi dan membangun relasi dengan orang-orang yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Pengaruh Negatif

1.   Berkembangnya pola hidup konsumtif, karena pesatnya perkembangan teknologi yang memudahkan setiap orang untuk memperoleh barang dari luar kota maupun luar negeri. Transaksi jual-beli kini dapat dilakukan melalui handphone di dalam waktu kurang dari 5 menit. Hal itu tentu saja mendorong Gen Z untuk membeli banyak barang yang belum tentu penting.

       2.    Tercipta sikap individualistik akibat perkembangan teknologi. Hal ini terjadi karena Gen Z bisa memenuhi setiap kebutuhan sehari-harinya hanya dengan menggunakan teknologi. Jadi, mereka merasa tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain, sehingga sebagian dari mereka bahkan melupakan hakikatnya sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan.

       3.     Berkembangnya gaya hidup yang tidak sesuai dengan norma dan budaya Indonesia, salah satunya pergaulan bebas yang bisa membuat Gen Z terjerumus ke jurang permasalahan yang amat kompleks, sehingga tidak bisa meraih masa depan yang cerah. 

       Itulah perkenalan tentang Generasi Z di Era Globalisasi dan pengaruh positif dan negatif dari Era Globalisasi.  Dengan ini kita dapat mengetahui bagaimana peran Generasi Z dan hal hal negatif yang harus di hindari untuk menjadikan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, khususnya di Indonesia menjadi perkembangan teknologi di era globalisasi yang positif.

Featured Post

Tradisi Cokaiba di Gamrange

 
biz.